Posts

Showing posts from 2019

Keberagaman dalam Keluarga

Image
Eda: Mamah, kok kayak orang Cina? Aku: Hahhhh! . Eda: Itu lo Mamah kan pakai bajunya kayak orang Cina. Randu dan Bapak: Heee, itu kan baju Jawa. . . Aku: (masih syok, jadi karena bajunya, bukan tampangnya) Randu: Iya lo, itu kan baju Jawa. Aku: (sudah mulai bisa menguasai diri) Iya baju Cina itu yang chiong sam, merah itu. Eda: Tapi kayak Cina. . . Hah wkwkwkw dia benar-benar belum menyadari bahwa Mamahnya ini memang Cina. Cina berkebaya kutu baru. wkwkkw . . Hei! Anakku 100% Indonesia dengan campuran yang sempurna dan tingkat toleransi yang tinggi 😄 😆 😆 . Hidup dalam keberagaman itu sungguh mudah bukan? Warnai saja dengan canda tawa, penerimaan, dan cinta yang besar walaupun sesekali penuh kejutan! 😍 😍 . . Festival Payung, Candi Prambanan, 7 September 2019 110

Pertama Kali Membacakan Hadiah Istimewa untuk Putri

Image
"Siapa suka Princess?" Beberapa anak mengangkat tangan. "Barbie," katanya. "Putri Salju," sahut satunya. . . Putri-putri atau pangeran dari Indonesia memang sangat jarang disebut oleh anak-anak, karena berbagai macam putri dari antah berantah memenuhi ruang dengar dan lihat mereka sehari-hari. . . Ketika aku menunjukkan sampul buku Hadiah Istimewa untuk Putri dan meminta mereka menebak dari mana asal Putri ini. Tak ada satupun yang menjawab dengan benar, bahkan beberapa anak yang lebih besar berusia 11-13 tahun juga tak tahu. . . "Putri ini dari Bengkulu, " aku menjelaskan. Kutanya lagi, Bengkulu ada di pulau mana di Indonesia? Lagi-lagi semua terdiam dengan pandangan mata ke sana kemari. Salah seorang Kakak panitia menjawab, "Di Sumatera." . . Sabtu lalu adalah kali pertama aku mendongengkan Hadiah Istimewa untuk Putri untuk sekelompok anak. Dan sepanjang bercerita aku berulang kali menemukan momen "

Aku di Sini, Kau ke Mana Saja?

Image
Aku berjalan ke sana kemari,berputar-putar, setengah berlari, berjingkat, berjumpalitan Di kanan kiriku ular berdesis berwarna hijau berbau amis Di depanku kadal kecil-kecil berlari kencang terkencing-kencing Di belakangku kutu busuk berukuran besar tidak normal terpental-pental . . Oh, aku kehilangan kunciku! Kugoyang-goyangkan dahan pintu sambil kurogoh-rogoh sakuku Sambil melompat-lompat menghindari sengat Oh, bagaimana ini? Aku ingin berlari jauh, tapi makin jauh binatang melata makin merajalela . . Kugoyang-goyangkan lagi dahan pintunya Bergeming Oh bagaimana ini? Aku mau masuk Ah... aku sudah pergi terlalu lama, terlalu jauh, terlalu lena Kuncinya hilang, pintunya berkarat . . Kugoyang-goyangkan lagi dahan pintu sambil berjumpalitan menghindari ular-ular kelaparan Oh! Dahan pintunya lepas! Kalap kuketuk pintu kuat-kuat sambil melompat-lompat Kupejamkan mata, aku terus mengetuk Kadal-kadal merayap naik badanku Kutu busuk menggigiti kulitku Ular-ular m

A Song from Sunday Mass

Image
As the song was sung by the choir, I couldn't hold my tears dripping from the corner of my eyes Since I always run away and He is always near Let's start today with prayer Enjoy the song Maybe, it can also lift up your burden and fear :) . . You are Mine [Verse 1] I will come to you in the silence I will lift you from all your fear You will hear My voice I claim you as My choice Be still, and know I am near [Verse 2] I am hope for all who are hopeless I am eyes for all who long to see In the shadows of the night I will be your light Come and rest in Me [Chorus] Do not be afraid, I am with you I have called you each by name Come and follow Me I will bring you home I love you and you are mine [Verse 3] I am strength for all the despairing Healing for the ones who dwell in shame All the blind will see, the lame will all run free And all will know My name [Chorus] Do not be afraid, I am with you I have called you each by name Come and f

Inyong Esih Kemutan

"Lia, esih kemutan basa Banjar?" "Ya, esih lah." Setelah lebih dari 15 tahun lamanya, aku bisa dengan ceriwis berbicara menggunakan bahasa ngapak dengan teman-teman. Ternyata aku kangen. Menyusuri kembali jalan-jalan kecil tempat kaki-kaki kecil kami berlari bersama, seperti membuka lorong waktu. Bagaimana kami saling mengingat kebiasaan di masa kecil lalu membandingkann dengan masa kini membuatku terperangah. Beberapa jam bertemu setelah bertahun-tahun lamanya tentu tak membuatmu sangat mengerti siapa mereka dan siapa aku sekarang. Tapi entah bagaimana, pertemuan singkat itu membuka kesadaranku bahwa bagaimanapun hidup menjungkirbalikanmu, mereka dan aku yang pernah terhubung dalam peristiwa-peristiwa masa kecil menjadi rasa indah ketika kita menemukan rumah untuk berteduh. Kesederhanaan dan kekeluargaan yang entah bagaimana mekar begitu saja seperti musim semi dalam pertemanan ini, membuat jiwa jadi tertunduk malu karena ia sibuk mencari ke sa

Jalan Pagi

Image
Pagi ini akhirnya niat untuk jalan pagi terlaksana juga setelah satu bulan menunda. Niat ini sesungguhnya muncul sejak bulan puasa Ramadhan dimulai. Angan-angan jalan pagi membakar kalori yang sudah menumpuk sambil menikmati suasana sahur terus membayang. Tapi apa daya kasur begitu menggoda. . . Selama bulan puasa berlangsung, sering aku merasa kagum sekaligus iri. Hebat betul bisa bermati raga seperti itu. Bahkan yang terpenting menyangkal diri. Seperti yang biasa dilakukan umat Nasrani menjelang Paskah. Tapi tak dapat dipungkiri nuansa Ramadhan lebih terasa kental bahkan puasanya pun terasa lebih berat. Sungguh, kesempatan untuk menyangkal diri dan mengenal Pencipta yang luar biasa. . . Pagi ini kami berjalan ketika Salat Ied sedang berlangsung, sayup-sayup terdengar lantunan doa..Hmm.. rasanya menyejukkan. Lalu terdengar ceramah dari salah satu masjid yang kami lewati. . . Kata Sang Kyai, ada orang yang berpuasa yang tak mendapat apa-apa, yang sekedar merasa l

Heal The World

Alunan suara merdu terdengar di antara dengung bising suara orang-orang yang sibuk mengisi perut. Sesekali terdengar teriakan dari Mas dan Mbak pramusaji, "Yang teh manis, yang soto ayam dua, mana?" Suara merdu itu terus mengalun dengan irama keroncong. Entah apa lagunya, pokoknya merdu. Aku tak terlalu memperhatikan karena mangkok soto dan tempe tepung masih jadi pusat perhatianku. Ketika soto sudah ludes dan tempe tinggal beberapa gigitan, aku mulai konsentrasi mendengarkan lagunya. Kali ini sudah ganti lagu. Iramanya bukan keroncong. There's a place in your heart And I know that it is love And this place could be much Brighter than tomorrow And if you really try You'll find there's no need to cry In this place you'll feel There's no hurt or sorrow ... Ah, aku suka lagu ini! Aku mulai ikut bersenandung. Siapa sih yang nyanyi? Seorang bapak tua, mungkin enam puluh tahunan, berkaus kerah cokelat. Badannya sedikit gemuk, gigin

Tuhan Itu

Tuhan itu terlalu indah untuk dijelaskan Tuhan itu terlalu ajaib untuk diceritakan Tuhan itu terlalu Maha Kasih sehingga Ia tak mungkin memilih umat mana yang lebih dikasihiNya Tuhan itu Maha Esa, Tuhan itu cuma satu, hati nuranimu pun tahu Tuhan itu terlalu mustahil, janganlah sekali sekali berusaha membuatnya logis Tuhan itu tinggal di relung terdalam hatimu, betapa menderitanya Ia jika harus tinggal dalam ceruk yang diliputi kebencian dan kecurigaan Tuhan itu satu-satunya yang bisa dipercaya karena manusia itu lemah, tak peduli predikat apapun yang disandangnya atau peran apa yang sedang dijalaninya. Seorang nenek penjual jami bisa jadi hidup lebih kudus dari seorang biarawan, atau sebaliknya, kita tak pernah tahu pasti Apakah kamu kamu sudah pernah mengalami Tuhan? Tahukah kamu kalau di rumahNya tak ada sekat-sekat agama, warna kulit dan kebangsaan, apalagi status sosial? sore -sore rasane # prihatin

Anak-anak Berkemeja dan Bergaun Putih

Puluhan anak berkemeja dan bergaun putih berjajar di depan altar. Altar yang indah berkilauan. Kilaunya lebih indah dari emas tapi tidak silau seperti matahari. Anak-anak berkemeja dan bergaun putih mulai membuka mata mereka, berkerjap sesaat melihat kilau altar itu. Mereka melihat ke sana kemari kagum dengan keindahan di depan mata. Sesekali mereka saling pandang dengan kawan di kanan kiri dan di muka belakang. Tapi cahaya dari altar me mbuat mereka tak ingin bercengkrama lebih lama lagi.  Sayup kian jelas gema-gema suara terdengar, Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya. Tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh . Mulut anak-anak berkemeja dan bergauan putih mengikuti gema-gema suara yang mengalun seperti desiran angin waktu embun menetes pada daun. Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya. Tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh . Langkah-langkah berat berderap di belakang mereka. Beberapa orang dewasa bergandengan tang

Merawat Peduli

Image
 - Refleksi Obrolan Tikar Sabtu lalu di Komunitas Belajar Alternatif Green Meadow - Refleksi Obrolan Tikar Sabtu lalu di Komunitas Belajar Alternatif Green Meadow                                    Bagian menarik dari obrolan ngalor ngidul Sabtu kemarin--yang temanya adalah tentang bagaimana mendampingi anak-anak yang belum terlalu suka membaca--adalah lirikan mata anak laki-lakinya anak Bu Dosen yang dibicarakan sepanjang obrolan. Juga bagaimana sang ibu merespon reaksi-reaksi anaknya sepanjang pembicaraan. Waktu Sang anak menunjukkan cerita yang baru ditulisnya, sang ibu mengambil jeda di depan para peserta ngobrol untuk memberikan apresiasi. Tapi di lain kesempatan saat si anak minta sang ibu untuk duduk di suatu spot bersamanya, sang ibu dengan tegas mengingatkan bahwa ia tidak bisa memenuhi keinginannya karena ibunya harus menemani peserta berbincang. . . Begitulah sang ibu menceritakan perjuangannya menumbuhkan kecintaan membaca pada Alex, anak laki-lakinya

REVISI

Image
Karena sedang musim revisi, upload foto ini biar semangat 😂 😂 . . Revisi adalah proses yang krusial di antara serentetan proses pembuatan buku a la room to read. Dan dalam proses ini editor dituntut menjadi jeli, kritis, kreatif untuk melihat "lubang-lubang" dari draft naskah ide awal penulis. Namun, editor juga dituntut pintar sehingga saran-saran perubahan yang diusulkannya tidak akan memporak-porandakan jiwa cerita yang sudah dibangun penulis. Pun juga tidak mengubah gaya penulis. . . Untuk proses ini saya sungguh kagum dengan kebisaan Mbak Sofie Dewayani yang mengedit naskah saya. Banyak hal yang lepas dari pemikiran saya selama menyusun naskah berhasil ditangkapnya, tetapi saya merasa jiwa cerita yang saya susun tidak berubah. Wuah keren! Belajar banyak dari situ. Sekarang sedang mengerjakan revisinya dengan semangat walaupun pusing tujuh keliling memikirkan setiap detilnya . . Oh yaaa saya juga pengen bilanggg makasih banyaakk bu Agnes Bemoe yang

Gitar dan Iri Hati

Image
Kemarin sore waktu saya belum pulang, anak-anak membuat gitar-gitaran dari kardus bekas bersama bapaknya George Oscar Ferns (urusan bikin membikin dan prakarya memang jatah bapaknya, karena dia yang lebih jago, kalau saya walah nggunting kertas aja nggak bisa lurus 😂 ). Lihatlah, bagus sekali kan jadinya gitar buatan.mereka. Waktu saya pulang belum berwarna seperti itu. Mereka mewarnai setelah makan malam. Nah, selesai mewarnai tiba-tiba Randu mengambil gunting besar dan gitar-gitaran milik Eda. Eda mulai berteriak-teriak karena Randu mau menggunting bagian atas gitar-gitarannya. Bapaknya dan saya spontan melarang. Tapi makin lama Randu makin ngotot dan Eda makin berteriak. Waduh, ada yang salah ini. Ada yang salah! Segera Randu saya amankan terus diinterogasi. Begini kira-kira prosesnya: Randu mau potong gitar adik? (Angguk sambil nangis) Sudah bilang belum sama adik. sudah minta izin belum? (Geleng) Ya sudah minta izin dulu. (Randu bilang ke Eda dan tentu

Room To Read - Chapter Book Workshop

Image
You have to love your character but then when your character wants something, don't give it to them! Make it difficult, give them hard obstacles and make it worse ~ Deb, in Room to Read writer's workshop Penulis harus punya tabiat yang cukup kejam 😆

JEDA

Image
Roda-roda kereta bergulir bersama detik jarum jam Deretan sawah, pohon, rumah lalu lalang silih berganti seperti penggalan kisah dalam rangkaian film . . Sementara semua itu bergerak dalam padndangan mataku, waktu berhenti untukku Aku bisa diam dan melihat semua yang bergerak di sekelilingku Seorang Ibu yang sedang tayamum Seorang Bapak bertato yang sibuk menelepon sambil hilir mudik Seorang pemuda yang memandangi layar hapenya dengan mulut manyun . . Pemandangan masih bergerak-gerak Mataku menangkap dengan rakus hamparan sawah hijau luas Kumasukkan banyak-banyak dalam kepalaku biar kelak bila ia tak hijau lagi aku bisa menghidupkannya dalam memori dan tulisanku . . Saat ini manusia-manusia juga bergerak Ada yang sedang memandangi hasil tes kehamilannya dan berbahagia Ada yang sedang meratapi keluarganya yang tergolek sakit atau terbujur kaku pertanda waktu telah usai Ada yang sedang memandang hampa pada langit karena patah hati Ada yang sedang kesakitan di ranjang

Pak Yusup

Image
Pak Yusup itu peta berjalan. Jauh sebelum google map ada, tinggal sebutkan aja kamu mau ke mana, dia akan menggumam sebentar sambil melihat peta dengan bahasa yang susah dimengerti oleh orang-orang yang kecerdasan spasialnya rusak parah seperti saya. Tanpa tersesat, tanpa ragu, tanpa.tanya tukang becak Pak Yusup pasti bisa membawamu ke alamat mana pun. Oh ya, Pak Yusup ini juga seperti katalog berjalan. Tanyakam saja bagaimana kabar si A dan si W atau Z denngan la ncar ia akan menceritakannya. Ingatannya fotografis.    Pak Yusup sudah pensiun beberapa.waktu lalu, karena memanh sudah lama Pak Yusup sakit kencing manis. Terakhir kali bertemu glukoma sudah menyerang kedua matanya, sehingga ia hampir kehilangan penglihatannya secara menyeluruh. Tak lama dengar kabar kalau Pak Yusup sempat koma di ICU. Ternyata serangan jantung plus gagal ginjal. Tapi waktu kemarin kami berkunjung ke rumahnya, Pak Yusup tampak segar. Pak Yusup bercerita tentang perjalanan-perjalanan

Picture Perfect

Image
Yang duduk di tengah itu adik kandung Papaku. Tahun ini ia akan berumur 70 tahun. Sepanjang hidupnya terhitung beberapa kali serangan jantung ringan dan stroke yang sudah pernah dialaminya. Tapi toh sampai hari ini asap rokok masih jadi temannya 😊 . . Karena kakak laki-laki dan adik laki-lakinya sudah meninggal dunia sebelum anak-anak mereka menikah, maka secara resmi ia telah jadi wali nikah ketiga keponakan perempuannya, dua saudara sepupuku dan aku. Sebagai informasi, ia tidak menikah. . . Betapa hebatnya Tuhan ya, siapa sangka anak tengah yang tidak menikah ini akan menyaksikan perkawinan ketiga keponakan perempuannya di bangku orang tua. . . Gambar ini diambil oleh Mbak Yun, yang sudah bekerja di keluarga ini sejak aku masih kecil. Sejak ia masih lajang sampai beranak satu. Mbak Yun tak pandai mengambil gambar, dengan kaku memegang hape ketika mengambil gambar, lalu tak sengaja memencet tombol waktu kami belum siap pasang wajah gembira memandang kamera. .

R.a.p.u.h

Image
Teriak pucuk daun pada langit, "Kabut menyingkirlah, aku tak dapat melihat puncak gunung kesayanganku!" . . Kabut tipis bergerak turun seperti hendak patuh pada pucuk daun yang muda. Pucuk daun bergoyang harap-harap cemas. . . Sebaris kabut baru ternyata singgah di atas kabut tipis yang bergerak turun. Pucuk daun berhenti bergoyang dan berteriak makin nyaring, "Kabut menyingkirlah. Aku tak bisa melihat puncak gunung kesayanganku!" . . Dua lapis kabut bergerak turun seperti manusia berbudi baik hendak memberi kelegaan pada sejawat. . . Namun hawa makin dingin sehingga datanglah barisan-barisan kabut baru berdesakan. Pucuk daun bergoyang kuat makin gelisah. "Oh, kumohon pergilah kabut. Aku harus melihat puncak gunung kesayanganku!" . . Hawa makin dingin menggigit membuat pucuk daun menggigil. Barisan-barisan kabut yang kian pekat datang tak kenal ampun bahkan menutup seluruh badan gunung. Pucuk daun menjerit, menangis sampai sesen

Lembata

Image
Lembata Kapan hari sempat dengar cerita tentang anak-anak di Lembata dari Chee Nardi Liman . Tentang permainan-permainan yang mereka mainkan di waktu kecil, tentang keadaan desanya, tentang listrik yang baru masuk ketika ia duduk di kelas 4 atau 5 SD, saat itu sudah tahun 2005. Tentang keadaan jalan yang rusak, tentang angkutan umum yang sekedar truk diberi tenda dan bangku sederhana di dalamnya, tentang pohon-pohon kemiri yang ditanam di banyak kebun warga. Tentang buku yang hanya bisa dibeli di ibu kota kabupaten. Dan tentang tradisi berburu ikan paus yang legendaris itu beserta tradisi dan ritualnya yang kadang bisa bikin bingung filsuf-filsuf. Aah...dia dan aku sama-sama warga negara Indonesia. Sedari kecil aku menikmati listrik. Lilin, lampu teplok itu hanya dipakai saat listrik padam. Petromax itu hanya aku kenal dipakai pedagang-pedagang martabak untuk menerangi gerobak mereka, bukan untuk penerangan acara-acara kampung yang diadakan malam hari. Dan walaupun

Simple Miracles Ayu Utami

Image
Saya memang sudah jatuh cinta pada ayu utami @bilangan.fu sejak Saman. Waktu itu saya masih SMA dan mendengar desas desus melalui majalah dan televisi kalau ada buku best seller sedang beredar di toko buku. Bukunya sudah terjual ribuan eksemplar, sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa, begitu menurut ingatan saya. Kisah cinta lebih menguasai pikiran saya dibanding perkara-perkara politik yang kental menwarnai ceritanya. Beberapa "cerita" dari kitab suci yang dibikin vulgar me mbuat saya yang masih remaja dan meledak-ledak berdecak kagum. Saman saya baca beberapa kali pada usia yang berbeda, dan saya mempunya kesan yang berbeda dan lebih mendalam setiap kali selesai membacanya. . . Bagaimanapun saya tumbuh dan mungkin akan menua dengan tulisan-tulisan ayu utami. Waktu sudah berkeluarga dan punya anak saya sudah membaca novel-novelnya yang lain, seperti Larung dan Maya. Lalu seorang teman meminjamkan Enrico yang berbuntut dengan saya membeli Eks Parasit Lajang.

Ndilalah

Image
dilalah e ndilalah kok waktunya bertepatan Di tengah ingar bingar intoleransi di kota ini ndilalah e ndilalah pas hari ini kami belajar bersama anak-anak usia 4-10 tahun dari seputaran Jogja tentang keberagaman. Kegiatan ini sudah kami rencanakan jauh hari. Anak-anak hari ini bersama-sama membuat Majalah Keberagaman. Dalam kelompok kecil anak-anak saling mengamati teman, mencoba mencari persamaan/perbedaan/keunikan fisik. Cari punya cari ternyata tak ada satu anak pun yang ciri fisiknya sama. Pencarian berlanjut, anak-anak berbagi cerita tentamg orang-orang yang tinggal.bersama mereka. Ada anak yang tinggal dengan keluarga inti saja, ada pula anak yang tinggal dengan keluarga besar, termasuk kakek, nenek, bulik, bu dhe, pak dhe, pak lik, om, tante. Tak ada satu keluarga pun yang sama keadaannya. Pendamping juga bercerita kalau ada pula anak-anak yang hanya tinggal.dengan satu oeang tua, atau dengan kakek nenek saja, atau bahkan di panti asuhan karena keadaan mereka

Batu Besar Kokoh

Image
Sebongkah batu besar kokoh bermegah di atas tanah basah Bisiknya, "Kupikir akulah yang terkuat." Tanah mengirimkan sentuhan lembut, "Dulu aku juga berpikir begitu, Kawan." . . Batu kokoh mendengus lalu menatap langit luas. Langit luas yang terik, langit luas yang kadang hujan. "Bahkan hujan dan terik matahari tak akan menggoyahkanku," pikirnya mantap. Bisik tanah, "Aku pun dulu suka berpikir begitu." Batu kokoh tak percaya, "Bagaimana mungkin kau tahu apa yang sedang kupikirkan." Tanah basah memeluknya. Batu kokoh risih. . . Lalu terik, lalu hujan, lalu terik, lalu hujan, kadang badai, manusia lahir, manusia mati, teknologi diciptakan, teknologi musnah, presiden berganti, budaya bergerak, buku-buku ditulis dan diwariskan, cuaca berubah, lumut tumbuh di atas batu kokoh . . Batu kokoh menatap langit luas. Kenapa langit luas tampak lebih jauh dari biasanya? Lalu didengarnya suara tanah amat sangat dekat, "Sekarang kau mungkin

PRIA-PRIA BERLARS HITAM DAN NATAL

Image
Natal tahun ini, kami memilih untuk merayakanya di Pertapaan Karmel, Ngadirekso, Malang. Merayakan sesungguhnya tak terasa terlalu tepat, mungkin menghayati lebih enak di hati, karena Natal bukan sekedar pesta atau tradisi tapi kelahiran-kelahiran iman dalam jiwa manusia. Oleh para rohaniwan di pertapaan ini hati diumpamakan palungan, tempat makan ternak konon tempat lahir bayi Yesus. Hari Natal sendiri dimaknai bukan kelahiran fisik semata tapi lebih kelahiran baru dalam hati masing-masing pribadi. Sudah siapkah palungan hati kita menerima Dia? Dengan demikian segala macam perdebatan tentang tanggal 25 Desember dipilih sebagai hari Natal menurut sejarah dengan berbagai pertimbangan politis langsung bisa dihentikan. Tak peduli kapan tanggalnya tak jadi masalah bukan? Yang terpenting ada Tuhan lahir baru dalam hati. Tempat ini bagiku seperti oase tempat mereguk kekuatan ilahi buat rasa-rasa tak enak khususnya takut dan cemas. Derai-derai air mata biasa tertumpah men

Tentang Resolusi yang Menohok

Kata Romo waktu homili Minggu lalu kira-kira begini, ini tahun baru, orang-orang biasanya bicara tentang resolusi. Entah itu resolusi tahun sebelumnya atau resolusi di tahun yang baru ini. Apa sih biasanya resolusinya? Biasanya hal-hal yang menyangkut diri sendiri, bukan? Bagaimana AKU jadi pribadi yang lebih baik. AKU mencapai posisi tertentu dalam pekerjaanku. AKU lebih menerima diriku sendiri. AKU mengunjungi tempat-tempat tertentu.AKU bisa mengendalikan diri dengan lebih baik. AKU menghasilkan lebih banyak karya. Lalu Romo bertanya, kira-kira pertanyaannya seperti ini, "Adakah kita memasukkan orang lain dalam resolusi kita? Adakah kita memberikan diri kita untuk orang lain?" Lalu AKU dan EGO tertampar dan hanyut dalam lantunan kidung yang sunyi