Posts

Showing posts from September, 2016

MamaLia

Randu: Mama, ikan paus itu nggak bertelur ya? Mama: Nggak. Ikan paus itu melahirkan, kayak orang. Randu: Kenapa kok nggak bertelur? Mama: Yaa, karena ikan paus itu termasuk mammalia. Randu: ( manggut-manggut ) Oooo, Mammalia, kayak Mama ini (sambil nunjuk-nunjuk saya) Mama: (bengong sebentar, terus sadar) Nyahahahaahaha bukannn bukannnnn... bukan kayak Mama iniiii wkwkwk.. kalo Mama namnya memang Lia jadi Mama Lia.. tapi ini jenis-jenis makhluk hidup.. ada mammalia, reptil.. dll.. bla bla bla Randu: ( senyam senyum )

Ransel, Sulur, dan Duri

Kupanggul ransel harapan Kudongakkan kepala sampai marah entah pongah Melangkah tergesa, memburu bahagia "Sial!" Umpatku kesal Bahagia tak terkejar Kuhempaskan saja ransel harapan di pinggir jalan "Berat!" Gerutuku Terengah berlari mengejar bahagia "Taik!" Teriakku Bahagia sekarang punya sayap Mendadak kakiku ditumbuhi sulur-sulur keputusasaan "Aaahhh!" Jeritku Belenggu sulur lebih kuat dari borgol berkancing Padanya tumbuh duri-duri kecemasan yang menusuk-nusuk seluruh badan jiwaku Aku meronta dengan daya penyangkalan yang paling kuat Belenggu sulur jadi makin erat Bahagia kian pekat tak terlihat Sampai hari ke empat ratus lima puluh aku memutuskan berhenti meronta membebaskan diri dari sulur dan duri "Cukup," bisikku lemah, "Ini akhir perjalananku mencari bahagia." Aku tertidur bersama sulur dan duri Makan bersama mereka Mandi bersama mereka Aku menyerah, biarlah badan jiwaku hidup bersama sulur d

Randu dan Kuping

Suatu siang di kamar. Randu sedang membolak-balik buku cerita di depan rak. Bu de sedang melamun. Mama sedang melipat selimut. Randu: bu de yanti (ga ada angin ga ada ujan tiba2 manggil) Bu de: (masih melamun) Mama: (masih melipat selimut) Randu: bu de kupingmya sakit po? Bu de: (berhenti melamun) Mama: (berhenti melipat selimut) Bu de dan Mama berpandang-pandangan sebentar lalu: WUAKAKAKAKAKAKAK Randu: (senyam senyum terus pergi)  Beberapa saat kemudian. Mama kerja di depan lap top. Randu menggambar di lantai. Bu de mondar mandir dapur kamar setrikaan. Mama: Randu (manggil) Randu: (asyik nggambar) Mama: Randu (manggil lagi) Randu: (cuek) Mama: Randu, kupingnya sakit ya? Bu de: (kebetulan lewat dekat tempat randu nggambar) Hahahahaha senjata makan tuan! Mama&Emak: nyahahahahahaha Randu: Apa sihhh? Wkwkwkw (sambil salah tingkah)

Conversation with Eda

Percakapan ini terjadi di gereja. Eda: Mama, ini kok berdoa? Mama: Iya Eda: Biar apa? Mama: Ya, biar sayang sama Tuhan Eda: Tuhannya mana? Mama: Tuhannya nggak kelihatan Eda: Tapi kok ada patungnya Mama: iya itu cuma patung aja Eda:(pergi begitu saja main sama Randu) Huwaaaaaaaa angel bangettt pertanyaan-pertanyaanmuu Daaaaa

Anak-anak Istimewa

Sering kali aku teringat dan sangat merindukan Edo, Joey, Wira, Hanif, Ela, Kukuh, Hamzah, Yani, Buce, Yobis, Anto, Gian, Yayang, Marista, Haris, Candra. Mereka adalah guru-guru istimewa pertamaku. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dengan spektrum autisme dengan tingkat autisme yang beragam. Namun ada pula anak-anak dengan kebutuhan khusus lainnya. Yani adalah seorang anak yang lahir dengan kelumpuhan otak (cerebral palsy). Pernah suatu kali, Yani sakit, kira-kira satu minggu tidak masuk sekolah. Rupanya, selama satu minggu itu Yani berkali-kali mengalami kejang. Ketika akhirnya Yani masuk sekolah lagi, ia tak bisa lagi berjalan. Namun Yani tak pernah patah semangat, dalam kurun waktu kira-kira 2 minggu ia sudah mulai bisa berjalan lagi. Yayang belajar warna merah selama 1 bulan, warna biru selama 1 bulan, lalu melupakan semuanya dalam 1 hari. Telingaku pernah digigit Haris sampai membiru, karena Haris masih butuh banyak latihan untuk mengendalikan diriny

Kejujuran dari Papah

Lia kecil (saya), waktu kitu berumur kira-kira 6 tahun. Kadang-kadang suka mencuri dengar pembicaraan Papah dan pasiennya melalui daun pintu kamar prakteknya. Pagi itu, seorang ibu datang menemui Papah saya di kamar prakteknya di rumah dinas kami yang kecil. Kira-kira pk. 06.00 pagi, sebelum jam kerja Papah saya di Puskesmas dimulai dan sebelum saya diantar ke sekolah.Lia kecil yang penasaran menempelkan kupingnya di daun pintu. Ibu itu kira-kira bilang begini, "Dok, minta tolong dibuatkan surat izin tidak masuk sekolah untuk anak saya, alasannya ...bla bla bla (saya tidak terlalu jelas mendengarnya, yang pasti si anak tidak benar-benar sakit)." Segera Papah saya menjawab, " Mboten saget , Bu. Itu namanya berbohong. Sebagai dokter saya tidak bisa memberikan itu, bla bla bla." Papah saya terus "menguliahi" ibu itu tentang membuat surat keterangan palsu. Pada akhirnya ibu itu pulang tanpa membawa surat izin sakit yang diinginkannya.

Main tank-tank-an

Image
Mainan ini sering dimainkan anak-anak era 80-an. Entah siapa yang pertama kali mengajarkan permainan ini, yang jelas getok tular di sekolah tak dapat dihindari. Walaupun berbeda versi saya rasa hampir semua anak dari era 80-an mengenal permainan ini. Ini versi masa kecil Bapaknya Randu dan Eda. Namanya Tank-tank-an. Jadi, pemilik area tank sebelah kiri harus menembak tank milik musuhnya di sisi satunya. Cara menembaknya itulah yang membuat mainan ini jadi asyik. Dengan menggambar bulatan kecil yang pas dengan tank yang mau ditembak. Randu tampak menikmati permainan ini. Keasyikan permainan ini lumayan bisa mengalahkan asyiknya main angry bird di gadget! :D

Hari Pertama Adik ke Sekolah

Ada kabut tipis menggantung di langit pagi tadi Titik embun menempel, bergantung di dedaunan Titik embun yang suka dimainkan Lia kecil bersama temannya Lin di halaman Taman Kanak-Kanak mereka di selasar kabupaten Mereka suka melukis dengan titik embun di punggung tangan Suatu saat menggambar matahari, suatu saat menggambar ulat Tadi, titik embun di atas daun-daun serai di pagi yang berkabut menggelitik pembuluh-pembuluh memoriku Geli, nyeri, hangat, dingin Bersama aliran kenangan di pembuluh-pembuluh memoriku, anak-anakku sedang menapaki langkah kecil mereka berkenalan dengan dunia Saluran cerna memori mereka sedang meramu kenangan, semoga titik embun dan pagi yang berkabut menjadi salah satu yang indah di saluran itu Hari ini adik pergi ke sekolah untuk pertama kalinya, tidak menangis, tidak ditunggu, cuma mau dekat-dekat kakak saja Hari ini kakak pergi ke sekolah untuk kesekian kalinya, tapi pagi ini berbeda karena ada adik yang menempel di tangannya. Mungkin karena

Celoteh Eda

Eda sedang bersandar di sofa memandang akuarium yang isinya ikan-ikan koki. Beberapa saat dia memandangi ikan-ikan itu, ia pun bergumam. Gumamannya cukup jelas terdengar oleh saya yang sedang berkutat dengan silabus di depan komputer. "Nggak boleh rebutan, ya. Nggak boleh rebutan, ya. Nggak boleh rebutan, ya." Saya menoleh memastikan gumaman itu bukan khayalan saya. Ternyata bukan, itu beneran.  "Eda," kata saya. "Lagi ngapain,sih?" Eda tersipu malu terus ngeloyor pergi sambil megal megol. wuakakakakak, Eda ki ngopo to janeee... self talking opo fish talking ... lagian itu ikan rebutann apaaa... masak rebutan air, wong yo nggak dikasih makan.. mosok yo rebutan pasangann Jogja, 19 Juli 2016, bersama Eda :*

Bisa

Ketika kamu merasa bisa, besar kemungkinan kamu justru baru sedikit tahu dan belum bisa Waktu kamu merasa belum bisa lalu mencari cara baru, kemungkinan besar saat itu kamu mulai bisa

Mencari Makna

Bergerak Berputar Terhisap arus Terhempas Tercabik Berdiam Lalu diam Dalam sunyi Mencari makna dari bergerak  Jogja, 4 Agustus 2016

Lintang

Beberapa anak kecil berlarian Berputar-putar, ke sana ke mari Cahaya lilin temaram menghiasi ruang tempat mereka berlari berputar Seorang kawan terbaring dalam peti putih kecil berhias wangi bunga Anak-anak digendong bapak-bapaknya, menengok ke dalam peti Seorang anak bertanya, mau di bawa ke manakah kawannya itu? Seorang guru menjawab, akan diantar dia ke tempat istirahatnya Ibu-ibu dan guru-guru menyeka air mata yang berpeluh Selamat jalan, ya, teman kecil Saat ini, ia pasti sudah dalam pelukanNya yang lebih hangat dari ayah ibunya Semoga ayah ibunya segera bosan mengusap air mata mereka dan menggantinya dengan langkah ringan yang penuh harap God , it's not easy to understand this kind of grief and loss Jogja, 7 Agustus 2016

Kelahiran DUPER

Image
DUPER lahir di pojok ruang kantor berhawa sejuk, pada suatu sore yang semilir. Kepala perempuan muda itu dipenuhi oleh kenangan-kenangan masa kecilnya. Buku-buku karangan Enid Blyton yang suka dibacanya. Komik-komik semacam Asterix yang menemani malam-malam menjelang tidurnya. Kisah-kisah pewayangan karya R.A. Kosasih favoritnya, Papanya mendorong dia untuk menyukainya. Ya, dia sangat suka. Cerita "Sepatu Kuning Mungil" yang ada di tengah-tengah Majalah Bobo yang selalu didongengkan Mamanya setiap majalah Bobo itu datang setiap minggunya. Ya, dia sudah jatuh cinta pada buku-buku sejak lama. Dia selalu takjub dan berpikir bagaimana cara para penulis terkenal itu menciptakan cerita yang menarik dan enak dibaca. Sudah lebih dari 25 tahun ia hidup, dan buku adalah salah satu sumber suka citanya. Akankah ia menulis? Seperti penulis-penulis yang dikaguminya itu? Beberapa hari sebelum kelahiran Duper, ia berkesempatan mengikuti workshop ilustrasi. Mujur, ia mendapat undangan u

Orang yang besar

Orang yang besar adalah mereka yang telaten dan tulus melakoni hal-hal kecil Maka jangan merasa besar ketika kamu belum melakukan hal-hal kecil dengan tulus dan setia # inspirasi pagi ini bernama Bu Dhe

Mungkin

Mungkin  Bagaimana seandainya aku tidak pernah merasa takut? Bagaimana seandainha aku tidak pernah merasa marah? Bagaimana seandainya aku tidak pernah berbuat salah? Bagaimana seandainya aku tidak pernah kecewa? Bagaimana seandainya aku tidak pernah sakit? Bagaimana seandainya aku tidak lernah gagal? Mungkin aku sudah mengajukan diri untuk menjadi Tuhan Jogja, 26 Agustus 2016

Muara Kehidupan

Muara Kehidupan  Muara kehidupan adalah Dia... DaripadaNyalah mengalir damai dan suka cita... Bersyukur... Berserah... Berdoa... Berusaha...  Saya sering berusaha, tp tanpa bersyukur, berserah n berdoa semua jd sia2... Sekarang bersyukur dulu, berserah dulu, berdoa dulu, baru berusaha...biar bermakna... Mengingatkan sendiri yg sedang jatuh bangun belajar hidup yg bener ...

Ruang Kelas

Ruang Kelas  Ah, riuhnya kicau suara-suara kecil Uh, tegapnya derap langkah kaki-kaki mungil Oh, rekahnya senyum-senyum tulus Ih, lebarnya seringai-seringai jahil Oh, Esa yang empunya aku Inikah yang Kau mau? Bila ya,akan kulakukan dengan suka penuh Bila tidak, akan kuteteskan peluhku sampai tuntas untuk yakinkanMu itu sungguh aku Ruang kelas selalu membuatku jatuh cinta sampai buta

Main Sekolah-sekolahan

Main Sekolah-Sekolahan Main sekolah-sekolahan sama Randu dan Eda. Randu jadi Pak Guru. Eda jadi murid. Temannya boneka-boneka. Adegan dimulai dengan bernyanyi di lingkaran, tanya jawab tentang kesepakatan, menyebutkan nama-nama hari dan percakapan bebas. Tiba-tiba murid Eda menyeletuk, "Pak Guru, aku suka ikan?" Pak Guru Randu merespon, "Ikan apa, Eda?" Eda menjawab, "Ikan hiu?" Pak Guru Randu bertanya lagi, "Ikan hiunya dikandang nggak?" "Iya," jawab Eda mantap. Saia yang jadi asisten guru, bengong 2 detik, terus wkwkwkwkwkwkwk... percakapan ini cukup aneh! Saia harus komentar apa coba! Jogja, 6 September 2016

Happiness

As time goes by, we are able to define happiness as a simple acceptance, nothing more and nothing less ... permenungan sepanjang hayat

Renungan Sambel Pete

Renungan Sambel Pete Kadang masak dengan bumbu yang sederhana itu terasa lebih nikmat, saat kita bisa merasakan sari-sari dari bahan-bahan dan bumbu-bumbu alami yang tak terlalu banyak campuran. Hmmm.. Itu seperti menjadi orang tua... Kadang-kadang kita boleh mengabaikan seabreak teori yang pernah kita baca atau dengar dan hanya menjadi orang tua saja secara sederhana dengan bekal kasih sayang dan kepekaan terhadap suara hati. Suara hati yang benar, yang hanya bisa dipupuk dengan doa.  ‪  Jogja, 1 Maret 2015