Posts

Showing posts from April, 2019

Heal The World

Alunan suara merdu terdengar di antara dengung bising suara orang-orang yang sibuk mengisi perut. Sesekali terdengar teriakan dari Mas dan Mbak pramusaji, "Yang teh manis, yang soto ayam dua, mana?" Suara merdu itu terus mengalun dengan irama keroncong. Entah apa lagunya, pokoknya merdu. Aku tak terlalu memperhatikan karena mangkok soto dan tempe tepung masih jadi pusat perhatianku. Ketika soto sudah ludes dan tempe tinggal beberapa gigitan, aku mulai konsentrasi mendengarkan lagunya. Kali ini sudah ganti lagu. Iramanya bukan keroncong. There's a place in your heart And I know that it is love And this place could be much Brighter than tomorrow And if you really try You'll find there's no need to cry In this place you'll feel There's no hurt or sorrow ... Ah, aku suka lagu ini! Aku mulai ikut bersenandung. Siapa sih yang nyanyi? Seorang bapak tua, mungkin enam puluh tahunan, berkaus kerah cokelat. Badannya sedikit gemuk, gigin

Tuhan Itu

Tuhan itu terlalu indah untuk dijelaskan Tuhan itu terlalu ajaib untuk diceritakan Tuhan itu terlalu Maha Kasih sehingga Ia tak mungkin memilih umat mana yang lebih dikasihiNya Tuhan itu Maha Esa, Tuhan itu cuma satu, hati nuranimu pun tahu Tuhan itu terlalu mustahil, janganlah sekali sekali berusaha membuatnya logis Tuhan itu tinggal di relung terdalam hatimu, betapa menderitanya Ia jika harus tinggal dalam ceruk yang diliputi kebencian dan kecurigaan Tuhan itu satu-satunya yang bisa dipercaya karena manusia itu lemah, tak peduli predikat apapun yang disandangnya atau peran apa yang sedang dijalaninya. Seorang nenek penjual jami bisa jadi hidup lebih kudus dari seorang biarawan, atau sebaliknya, kita tak pernah tahu pasti Apakah kamu kamu sudah pernah mengalami Tuhan? Tahukah kamu kalau di rumahNya tak ada sekat-sekat agama, warna kulit dan kebangsaan, apalagi status sosial? sore -sore rasane # prihatin

Anak-anak Berkemeja dan Bergaun Putih

Puluhan anak berkemeja dan bergaun putih berjajar di depan altar. Altar yang indah berkilauan. Kilaunya lebih indah dari emas tapi tidak silau seperti matahari. Anak-anak berkemeja dan bergaun putih mulai membuka mata mereka, berkerjap sesaat melihat kilau altar itu. Mereka melihat ke sana kemari kagum dengan keindahan di depan mata. Sesekali mereka saling pandang dengan kawan di kanan kiri dan di muka belakang. Tapi cahaya dari altar me mbuat mereka tak ingin bercengkrama lebih lama lagi.  Sayup kian jelas gema-gema suara terdengar, Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya. Tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh . Mulut anak-anak berkemeja dan bergauan putih mengikuti gema-gema suara yang mengalun seperti desiran angin waktu embun menetes pada daun. Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya. Tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh . Langkah-langkah berat berderap di belakang mereka. Beberapa orang dewasa bergandengan tang