Posts

Showing posts from 2018

Monsinyur di Kapel

Sore tadi misa di kapel panti rapih Nggak biasanya misanya telat. Sekitar 20 menit, misa dimulai, ada Romo pengganti rupanya. Pas sudah sampai di altar baru perhatikan, ternyata Romonya masih pakai selang yang untuk memasukkan obat, Romonya sedang sakit dan dirawat di situ. Selama misa ikut deg degan, kalau-kalau Romonya kenapa-kenapa. Tapi dengan tenang beliau menghunjukkan Misa dan berulang kali berpesan untuk mempersiapkan hati menyambut Kristus, karena ini masa adven. S yukurlah, sampai misa selesai Romo baik-baik saja. Keluar dari sakristi, orang-orang mengerubunginya lalu salaman. Terus saya baru sadar kalau itu Mgr. Rubiyatmoko 😂 😂 😂 . Terus perawat datang ambilkan kursi roda, terus katanya, "Jalan aja." Healahh. Tapi akhirnya mau naik kursi roda. Kata teman yang biasa membantu di kapel, "Apikan tenan." Ealah Gusti saya melelehhhh.... Bapak Uskup semoga lekas sembuh, hari ini sudah berhasil membuat orang2 meleleh dan menunjukkan Krist

Tentang Ranking

Suatu saat berpikir keras tentang ranking Saya melontarkan pertanyaan ini di jejaring sosial Facebook: Teman-teman, boleh minta pendapat? Apa saja sisi positif dan negatif pemberian peringkat atau ranking di sekolah. Baik untuk siswa, guru, maupun orang tua murid. Saya tunggu yaaaa.. Makasih banyak # obrolanringan gaya ibu-ibu Tak disangkan, banyak responnya: Fatimah Aqila Kalo saya lbh pada khawatir, anak atau ortu menjadi ranking minded, belajar ngejer nilai, yg ujungnya ngejer juwara. Saya lbh menghargai proses belajar anak, proses mencintai ilmu dan proses perjuangan orang tua memperjuangkan semangat belajar anak. Kenalkan konsep tiap mapel atau tema, apa sih contoh konkritnya dalam kehidupan. Saya org tua ga pernah memikirkan rangking. Tapi kalolah harus ada ranking, sebaiknya semua anak rangking 1 aja sesuai kompentensinya masing masing. pan passion anak beda beda... Valensia Ng Sasa Sasa   ini yg paling sering terjadi. Sedikit ban

Dirigen Paduan Suara

Kami memilih duduk di bangku paling depan karena di kapel itu duduk di barisan paling depan adalah tempat yang nyaman untuk anak-anak, mereka bisa berjalan ke sana kemari tanpa mengganggu jemaat lain. Kali ini kami memili h duduk di sisi sebelah kanan persis di depan tempat duduk paduan suara. Tanganku menenteng tas berisi baju dan susu anak-anak., sementara Eda bergelayut di gandengan tanganku. Sedangkan Randu tertidur pulas dalam gendongan Bapak. Lonceng tanda mulai misa baru saja dibunyikan. Eda masih merengek minta dipangku dan tas-tas kuletakkan begitu saja di bangku sebelah yang kosong. Pikiranku penuh sesak dengan pikiran-pikiran tentang rutinitas, tentang pekerjaan yang belum diselesaikan untuk hari besok, dan tentang menu sarapan yang harus kusipakan besok pagi-pagi buta sebelum anak-anak bangun. Mataku memperhatikan Pastor yang sudah melangkah menuju altar, namun pikiranku masih terpusat dengan rentetan tugas dan jadwal-jadwal yang seperti melayang-layang

Jalan-jalan Mustahil

Image
Jalan-jalan mustahil adalah perjalananku Tak berkasut kakiku menapak tanah yang basah dan rumput yang geli di jalan fantasi Jalan-jalan mustahil adalah hari-hariku Di kanan kiri ada badut-badut bernama kenyataan dan rintangan Berpeluh aku menghalau gelisah menatap wajah-wajah mereka Jalan-jalan mustahil adalah takdirku Tangan-tangan tak terlihat menganyunku dari sana kemari Menghempasku dari sudut ke sudut jalan Tapi jalan-jalan mustahil bukan sesal Jalan-jalan mustahil adalah pintu-pintu terbuka Di kiri kanan badut kenyataan berdiri wajah-wajah penuh senyum dan tangan-tangan yang memeluk menimang Pada sudut-sudut tempatku terhempas menguar napas kehidupan sarat harapan Jalan-jalan mustahil adalah sahabatku BersamaNya aku menjadi manusia dan utuh Jogja, 28 Juni 2018

Tujuan Hidup

Image
Tujuan hidup adalah setiap langkah perjalanan anak manusia sendiri dan Tuhan pada setiap helaan napasnya Kelahiran bukan awal dan kematian bukan akhir Tetapi cinta dan asa yang memelihara jiwa Hai aku, apa kabarmu? Sudahkan kau temukan irama langkahmu? Ataukah kau masih sibuk ke akumu dan melemahkan jiwamu? Hai kamu, apa kabarmu? Sudahkah kau hapus tujuan hidupmu dan membiarkan jiwa menuntunmu? Ataukah kau masih sibuk mencari Dia yang sabar menunggumu dalam jiwamu? Aku adalah kamu Kamu adalah aku Dan kita adalah perjalanan itu sendiri Mari menepi sejenak.dan menilik ke dalam... Idul Fitri, 15 Juni 2018

Jika Kau Sudah Pernah Mengalami Tuhan

Jika kau sudah pernah mengalami Tuhan Jika kau sudah pernah merasakan damai-Nya mengalir dalam hatimu yang penuh ragu Kau akan merindukan-Nya lagi dan lagi dan lagi Jika kau sudah pernah mengalami Tuhan Jika kau sudah pernah merasakah kasih-nya dalam hatimu yang penuh dosa dan dengki Kau tak akan bisa berpaling dari-Nya lagi Dia mencintaimu dan aku walaupun kita menyakiti-Nya Dia mencintaimu dan aku walaupun kita mencampakkan-Nya Dia mencintaimu dan rela menderita sengsara untukmu dan aku Dia mencintaimu dan aku yang hanya butiran debu di telapak tangan-Nya Aku lemah, tapi Tuhan baik senantiasa I love You, no matter what   Paskah, 1 April 2018

Memikir Ulang Pendidikan

Ketika kita belajar hal baru, pertama kita meniru dan menerapkannya dalam praktik. Lalu kita akan menganalisa hal baru yang kita tiru tersebut, apakah kita setuju sepenuhya atau ada yang tidak sesuai. Dengan itu kita mengevaluasi. Jika kita sudah sampai pada tahap mengevaluasi maka kita akan mampu menentukan cara baru mana atau ilmu baru mana yang paling sesuai dengan kita. Dengan demikian pada tahap selanjutnya kita sampai pada tahap bisa menciptakan hal baru lain dari hasi l pemikiran kita sendiri.  Contoh sederhana: Si Z belajar masak dari si A. Z belajar masak sayur asem. Tentu saja menggunakan resep si A. Z meniru resep A, baik dari bahan dan bumbu yang digunakan, alat-alat yang digunakan, maupun cara memasaknya. Si A mengajari, si Z mempraktikkan persis seperti apa yang diajarkan si A. Hari berikutnya si Z praktik lagi memasak tanpa didampingi si A. Dia sudah memegang resepnya. Ketika dia praktik lagi dia menimbang-nimbang rasa sayur asemnya ketika dia men

Malam-malam Ditampar Tuhan

Image
Sudah beberapa malam ini anak-anak minta dibacakan cerita dari Kitab Suci. Mamanya dicolek Tuhan supuaya mau baca Kitab Suci. Maka saya bacakan kisah-kisah dalam Kitab Suci Anak-anak mereka. Tadi malam, seperti malam-malam sebelumnya, kami membaca 1 kisah. Kisahnya tentang perumpaan benih yang tumbuh di berbagai macam tanah yang berbeda dan menghasilkan buah yang berbeda. Santai, saya membacakan kalimat-kalimat yang tertera pada Kitab Suci Anak-anak yang kalimat-kalimatnya sudah diparafrase dan dijadikan lebih mudah untuk dimengerti anak-anak. Sampailah saya pada kalimat ini, "Benih yang jatuh di semak duri adalah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, tetapi segera dikacaukan oleh kecemasan. Kecemasan menghimpit sabda Tuhan sehingga tak ada yang bisa tumbuh." BLAR! Rupanya Tuhan tidak tinggal diam. Mungkin Dia gemas dengan kecemasan-kecemasan yang tumbuh di hati dan pikiran saya. Malam-malam saya ditamparnya dengan kalimat-kalimat dalam kisah yang

Hobi Membaca

Waktu masih sekolah dulu saya ingat sering diminta mengisi data-data. Pada data-data yang saya isi seringkali ada kolom tentang hobi. Dan pada kolom itu saya selalu mengisi dengan kata "membaca" Waktu itu saya sering merasa sangat tidak populer, cupu kalau kata anak sekarang. Hobi yang sangat tidak keren. Tapi apa boleh buat, tidak ada hobi lain yang melintas di kepala saya. Tapi sekarang saya bersyukur saya punya hobi membaca. Saya bisa belajar mandiri, banyak hal bisa saya pelajari secara otodidak hanya karena saya mampu membaca dan memaknai. Saat saya terjebak dalam permasalahan hidup termasuk sakit, kematian, stres dan depresi, membaca dan menulis adalah obat yang sangat manjur dan memulihkan. Bonusnya adalah saya bisa menulis cerita-cerita untuk menghibur dan memberi padangan-padangan baik pada anak maupun orang dewasa. Bagi saya hidup ini adalah perjalanan, menemukan diri sendiri dan menemukan Dia yang menciptakan saya. Dan buku adalah salah sat

Malam Tahun Baru bersama Nenek Hebat dari Saga

Image
Tak ada uang, maka tak bahagia Menurutku semua orang kini kelewat terikat dengan perasaan seperti itu. Kemudian karena orang dewasa berpikir demikian, maka anak-anak pun tak ayal ikut dibesarkan dalam keadaan ini. Karena tidak diajak ke Disneyland, karena tidak dibelikan baju tren terkini, anak-anak tidak mau menghormati orang tuanya. Karena nilai rapor buruk, karena tidak berhasil masuk sekolah favorit, hanya masa depan suram yang terlihat. Bila hanya anak-anak seperti ini yang kita besarkan, maka setiap hari kian tidak menyenangkan hati, tanpa ada harapan untuk masa depan, dan kenakalan remaja pun makin meningkat. Padahal tanpa uang pun, cukup dengan perasaan tenang, kita dapat hidup dengan ceria. Kenapa aku dapat begitu memercayai ini? Karena nenekku adalah orang yang seperti itu ... "Saat jarum jam dinding berputar ke kiri, orang akan menganggapnya rusak dan membuangnya. Manusia pun tidak boleh menengok ke belakang, terus maju dan maju, melangkah ke depan!&q