Malam-malam Ditampar Tuhan



Sudah beberapa malam ini anak-anak minta dibacakan cerita dari Kitab Suci. Mamanya dicolek Tuhan supuaya mau baca Kitab Suci. Maka saya bacakan kisah-kisah dalam Kitab Suci Anak-anak mereka.

Tadi malam, seperti malam-malam sebelumnya, kami membaca 1 kisah. Kisahnya tentang perumpaan benih yang tumbuh di berbagai macam tanah yang berbeda dan menghasilkan buah yang berbeda.
Santai, saya membacakan kalimat-kalimat yang tertera pada Kitab Suci Anak-anak yang kalimat-kalimatnya sudah diparafrase dan dijadikan lebih mudah untuk dimengerti anak-anak.

Sampailah saya pada kalimat ini,
"Benih yang jatuh di semak duri adalah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, tetapi segera dikacaukan oleh kecemasan. Kecemasan menghimpit sabda Tuhan sehingga tak ada yang bisa tumbuh."

BLAR! Rupanya Tuhan tidak tinggal diam. Mungkin Dia gemas dengan kecemasan-kecemasan yang tumbuh di hati dan pikiran saya. Malam-malam saya ditamparnya dengan kalimat-kalimat dalam kisah yang saya bacakan untuk anak-anak.

Maka, setelah saya selesai membacakan kisah itu untuk anak-anak. Saya kembali membaca kalimat yang menampar tadi beberapa kali. Kata Randu, "Kok nggak ada suaranya sih bacanya."
"Sebentar, Mama lagi baca dalam hati," jawabku. Ya, membiarkan Tuhan menyapa dan bersikap tegas terhadap jiwaku yang rapuh.

God is always good no matter what!

SELAMAT PAGI!
Selamat berkarya dan membiarkan Tuhan bekerja dalam setiap langkah hidup kita

Comments

Popular posts from this blog

Kasih Tuhan di km 63

Telinga

Lintang