Posts

Showing posts from 2017

In Memoriam Eyang Sidhi

Image
Suatu hari waktu Eda ada dalam gendonganku saat kami menunggu taksi yang akan mengantar kami ke rumah dokter, Eyang Sidhi melintas lalu menghampiri kami. "Kenapa?" katanya. "Panas, Pak," jawabku. Lalu Eyang Sidhi memijat Eda. Eda diam saja. Sepertinya rasanya enak. Eyang Sidhi tersenyum. " Nanti sembuh," katanya. Jauh sebelum Eda bahkan Randu lahir, Eyang Sidhi juga memijat kaki Mama. Pijat refleksi. Sembari memijat Eyang Sidhi bercerita kalau ia sudah menyiapkan satu stel baju di lemarinya. Baju itu adalah baju yang akan dipakainya nanti di peti mati. " Saya tu rindu, mau bertemu Tuhan Yesus. Seperti apa ya?" Dengan senyum lebar yang menunjukkan giginya yang ompong ia bertutur.  Eyang Sidhi tidak pernah menarik bayaran untuk memijat. Ia melakukannya untuk pelayanan. Eyang Sidhi juga rajin melayani umat , memijat refleksi si gereja. Eyang Sidhi sering berkata, " Tuhan itu sudah sediakan semua obat-obat untuk orang sa

Hadiah untuk Eda

Image
"Adik itu dulu waktu di perut Mama sukanya tendang-tendang," begitu kubuka ceritaku tentang proses kelahirannya, sambil kuperagakan caranya menendang perutku dari dalam. Aku masih ingat betul rasanya. Eda terkikik senang lalu menirukan gerakan menendang-nendang. Tapi pagi itu, di hari lahirmu, kamu tidak menendang-nendang. "Waktu itu Adik kesulitan bernapas," kataku. "Terus harus segera dikeluarkan." Randu ikut nimbrung, " Adik keluarnya lewat mana?" sambil menunjuk bagian perut dan kemaluan. "Lewat perut soalnya dioperasi," jawabku. "Kasihan adik waktu itu," aku menambahkan. Lalu aku menjelaskan tentang kantung dan air ketuban yang kering dan fetal distress. Aku bercerita tentang Eda yang kesulitan bernapas karena sudah menghirup dan menelan cairan ketuban yang tersisa sedikit dan bercampur dengan faecesnya di dalam.kanting yang menempel di rahim. Eda masih mengikuti cerita, manggut-manggut. Sebenta

Dampak Post Partum Depression

Image
Dampak Post Partum Depression Saya sering merasa cemas sejak memiliki anak. Saya bahkan pernah mengalami post partum depression setelah melahirkan anak saya yang kedua. Tanpa sadar saya sering beraksi berlebihan di depan anak-anak saya. Terlalu khawatir, terlalu cemas, terlalu takut, dan sebagainya. Kini, sekitar tiga tahun kemudian saya sudah mulai pulih. Dan saat ini saya sedang merasakan dampak depresi yang pernah melanda saya pada anak-anak saya. Keduanya cenderung menjadi pencemas, takut berlebihan, bahakan kadang-kadang hingga muncul gejala-gelaja fisik, seperti muntah-muntah atau berkeringat dingin. Dengan segala kesadaran saya menerima dampak ini dan mensyukurinya, karena perjalanan ini justru membangun ketahanan, kedewasaan, dan kepasrahan dalam diri saya. Pun, kejadian itu membuat anak-anak mulai belajar mengatasi perasaan negatif sejak dini. Baiklah, ini adalah fase selanjutnya. Mulai mencari jalan keluar :) dengan gembira. Maka, saya mengajak

Siswa yang Terlibat, Kunci Efektivitas Pembelajaran

Siswa yang Terlibat,   Kunci Efektivitas Pembelajaran Oleh Yulia Loekito Saya sering terkenang saat-saat ketika saya ditugasi untuk bekerja kelompok oleh guru SD saya. Pelajaran Bahasa Indonesia. Tugasnya adalah menyusun naskah drama kemudian mementaskannya. Gembira dan antusias adalah perasaan yang melekat dalam ingatan saya. Tanpa merasa lelah maupun enggan, saya dan teman-teman menyusun naskah drama, berbagi peran, menentukan kostum dan properti sederhana yang akan dipakai untuk pementasan, dan berlatih. Berlatih secara mandiri, tanpa pengawasan guru. Di rumah, bukan di sekolah. Dilakukan secara sukarela tanpa paksaan. Dilakukan bukan semata-mata untuk mendapat nilai bagus tapi untuk mempertunjukkan pementasan yang bisa membuat teman-teman terhibur, tertawa atau bahkan menangis. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) adalah cara belajar yang diterapkan oleh guru-guru SD saya kala itu, sekitar tahun 1980-an. Efektifkah?  Tingkat keterlibatan dan motivasi siswa adalah dua hal

Tentang Belajar Bahasa

Jadi begini, Kalau misalnya kamu dikasih "pelajaran" : Cara naik sepeda oleh gurumu. Pada pelajaran itu gurumu memberikan berbagai macam gambaran tentang bagaimana caranya naik sepeda. Bagaimana cara mengayuh pedalnya, bagaimana cara menginjak remnya, bagaimana cara memberi tanda kalau akan belok. Bahkan gurumu memberikan gambar-gambar untuk mendukung penjelasan itu. Ah, bahkan gurumu memutarkan video tutorial menunggang sepeda. Dan kamu belajar dengan rajin. Dan kamu berhas il lulus ujian " Cara naik sepeda" dengan gemilang. Dan nilaimu hampir sempurna, 98 poin pada soal pilihan ganda dan soal isian. Lalu sebagai hadiah Ayahmu membelikan kamu sepeda. Wah, tentu saja kamu akan sangat girang, bukan? Tapi aku ingin bertanya. Apakah kamu bisa naik sepeda itu? Kira-kira begitu pula yang terjadi saat pembelajaran bahasa. Bahasa Indonesia maupun bahasa asing. Bahasa itu harus dipakai dan dipraktikkan. Untuk berkomunikasi, untuk mencari informasi, u