Dirigen Paduan Suara
Kami memilih duduk di bangku paling depan karena di kapel itu duduk di barisan paling depan adalah tempat yang nyaman untuk anak-anak, mereka bisa berjalan ke sana kemari tanpa mengganggu jemaat lain. Kali ini kami memili h duduk di sisi sebelah kanan persis di depan tempat duduk paduan suara. Tanganku menenteng tas berisi baju dan susu anak-anak., sementara Eda bergelayut di gandengan tanganku. Sedangkan Randu tertidur pulas dalam gendongan Bapak. Lonceng tanda mulai misa baru saja dibunyikan. Eda masih merengek minta dipangku dan tas-tas kuletakkan begitu saja di bangku sebelah yang kosong. Pikiranku penuh sesak dengan pikiran-pikiran tentang rutinitas, tentang pekerjaan yang belum diselesaikan untuk hari besok, dan tentang menu sarapan yang harus kusipakan besok pagi-pagi buta sebelum anak-anak bangun. Mataku memperhatikan Pastor yang sudah melangkah menuju altar, namun pikiranku masih terpusat dengan rentetan tugas dan jadwal-jadwal yang seperti melayang-layang