Bukan Langit Biru
Aku kepul asap pekat Aku derit roda besi yang beradu rel Aku bukan langit biru Bukan pula semak belukar Aku mungkin peluh masinis dalam lokomotif Atau desah resah seorang penumpang Pasti, aku bukan langit biru Apalagi bunga yang mekar Bisa jadi aku gurauan dua anak kecil dalam gerbong Atau umpat pedas seorang asing pada pelayan berseragam Tentu kau mengerti, aku bukan langit biru Bukan pula sinar yang berpendar Inginkah kau bertemu denganku? "Ya," kau bilang. "Berhentilah menatap langit biru," kataku. Jogja, 11 Desember 2016