Heal The World


Alunan suara merdu terdengar di antara dengung bising suara orang-orang yang sibuk mengisi perut. Sesekali terdengar teriakan dari Mas dan Mbak pramusaji, "Yang teh manis, yang soto ayam dua, mana?"
Suara merdu itu terus mengalun dengan irama keroncong. Entah apa lagunya, pokoknya merdu. Aku tak terlalu memperhatikan karena mangkok soto dan tempe tepung masih jadi pusat perhatianku.
Ketika soto sudah ludes dan tempe tinggal beberapa gigitan, aku mulai konsentrasi mendengarkan lagunya. Kali ini sudah ganti lagu. Iramanya bukan keroncong.

There's a place in your heart
And I know that it is love
And this place could be much
Brighter than tomorrow
And if you really try
You'll find there's no need to cry
In this place you'll feel
There's no hurt or sorrow
...

Ah, aku suka lagu ini! Aku mulai ikut bersenandung. Siapa sih yang nyanyi?
Seorang bapak tua, mungkin enam puluh tahunan, berkaus kerah cokelat. Badannya sedikit gemuk, giginya ompong. Ia memetik ukulele. Duduk di bangku kayu dengan kotak terbuka di depannya. Aku mencuri pandang. Sesekali bapak pengamen mengangguk dan tersenyum pada pengunjung yang memasukkan uang di kotaknya atau yang sekedar lewat dan memperhatikannya.
...
Heal the world
Make it a better place
For you and for me
And the entire human race

...
Kami memasukkan beberapa keping uang ke dalam kotaknya dengan penuh terima kasih. Atas suaranya yang merdu walau usianya sudah senja. Atas senyumnya yang ramah. Atas lagu yang dipilihnya dan dinyanyikannya tanpa kesalahan lirik sama sekali. Pelafalannya pun luar biasa jelas.
Aku tak tahu kehidupan seperti apakah yang dijalaninya. Aku tak tahu pahit manis hidup seperti apa yang dialaminya. Aku juga tak tahu bagaimana pemikiran-pemikirannya, makanan kesukaannya, kebiasaan buruknya, atau rokok apa yang mungkin dihisapnya. Aku tak tahu orang-orang seperti apa yang disukai atau mungkin dibencinya, apalagi agama dan pilihan politiknya.
Tapi aku tahu pagi itu dia melakukan hal baik. Dan aku bisa merasakan sebersit suka dalam alunan lagunya. Dia sudah menggunakan suara indah yang dianugerahkan Tuhan untuknya dengan sangat baik. Dia tidak terkenal, dia mungkin tidak berpunya, tapi dia tak mengganggu seorang pun, bahkan beberapa orang mungkin sangat sangat terhibur seperti aku pagi tadi.
Dalam wajah dan suaranya aku melihat Tuhan ...
...
Heal the world
Make it a better place
For you and for me
And the entire human race

...
Lia Loeferns, Jogja, 21 April 2019
Pemilu, Paskah, Kartini

Comments

Popular posts from this blog

Kasih Tuhan di km 63

Telinga

Lintang